GLOBALNETWORK.ID – Di tengah rimbunnya hutan pinus di kawasan wisata Chongqing, dua drone berdesing pelan menembus kabut pagi, menyemprotkan pestisida dari ketinggian 10 meter di atas tajuk pohon. Mereka menjadi simbol perubahan besar: revolusi ekonomi China yang terus melaju pesat dan diam-diam mengubah berbagai sektor kehidupan.
“Penyemprotan di tingkat kanopi ini meningkatkan efisiensi 30 kali lipat dibandingkan tenaga manual dan menghapus titik buta,” ujar Ni Liufa, Wakil Direktur Stasiun Pengendalian Hama dan Pemantauan Sumber Daya Hutan Distrik Liangping.
Ekonomi ketinggian rendah, yang mencakup layanan drone, kendaraan terbang listrik (eVTOL), hingga sistem komunikasi udara, kini menjadi kekuatan baru di balik pertumbuhan ekonomi Negeri Tirai Bambu. Pemerintah pusat telah memasukkan sektor ini dalam rencana kerja nasional untuk 2024–2025. Administrasi Penerbangan Sipil China memperkirakan nilainya bisa mencapai 1,5 triliun yuan pada 2025 dan melonjak hingga 3,5 triliun yuan pada 2035.
Pameran Ekonomi Ketinggian Rendah China Barat pertama di Liangping menampilkan beragam inovasi, mulai dari drone kargo 5 ton, eVTOL berpenumpang empat orang, hingga sistem lalu lintas udara canggih. Teknologi ini diaplikasikan dalam logistik, transportasi, pariwisata, pertanian, hingga tanggap darurat.
Menurut Profesor Liu Daxiang dari Universitas Beihang, ekonomi ketinggian rendah telah berevolusi dari layanan tradisional menjadi ekosistem terpadu yang merambah ke seluruh rantai nilai. Ekspansinya pun meluas dari kota-kota besar di timur ke kawasan barat dan pedesaan.
Kota Chongqing menjadi pionir dalam mengintegrasikan teknologi ini ke dalam kehidupan sehari-hari. Pada paruh pertama 2024, wilayah ini mencatat 190.000 jam terbang—naik 109,2 persen dibanding tahun lalu—dan lebih dari 1,15 juta operasi penerbangan.
Transformasi ini nyata di berbagai wilayah. Di Chongqing, buah plum dari Wushan bisa tiba di supermarket pesisir timur dalam hitungan jam berkat interkoneksi antara drone dan China Postal Airlines. Di Shenzhen, 483 titik lepas-landas untuk kendaraan udara telah terpasang. Sementara di Provinsi Anhui, drone membantu distribusi hasil bumi di daerah pegunungan. Di Xinjiang, efisiensi pemantauan ekologi padang rumput pun meningkat berkat teknologi ini.
“Ekonomi ketinggian rendah bukan masa depan—ia sudah hadir,” kata Zhou Yuyun, warga Chongqing yang terkesima saat menjajal paramotor. “Melihat dunia dari langit sungguh luar biasa.”
Para pakar sepakat, pertumbuhan pesat sektor ini didorong kemajuan pesawat, layanan penerbangan, hingga terobosan teknologi. “Dengan regulasi yang makin matang dan inovasi yang terus berjalan, ekonomi ketinggian rendah akan jadi mesin pertumbuhan baru,” kata Wang Huizheng dari Asosiasi Industri Informasi China.
Menurutnya, sektor ini menawarkan “langit biru” yang luas dan akan menjadi pendorong kuat pertumbuhan ekonomi dan sosial China di masa depan.